Kamis, 23 April 2015

Peringatan KAA ke-60 dimeriahkan dengan 'Angklung for The World'

Peringatan KAA ke-60 dimeriahkan dengan 'Angklung for The World'


Peringatan KAA ke-60 dimeriahkan dengan 'Angklung for The World'
Peringatan KAA ke-60. ©indonesia.travel
Merdeka.com - Tahun ini Konferensi Asia Afrika kembali digelar di Indonesia. Untuk memperingati Konferensi Asia Afrika yang ke-60 ini, digelarlah Guiness Book of Record Pagelaran Angklung. Acara ini akan dihelat di Stadion Siliwangi, Bandung. 20.000 orang akan tampil memeriahkan pentas "Angklung for The World" ini.
Acara pemecahan rekor tersebut sebelumnya direncanakan pada 23 April, namun dimajukan agar aksi spektakuler ini dapat dipamerkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang dihadiri oleh Kepala Negara.
"Memajukan jadwal dalam rentang waktu persiapan yang mepet dan mengatur 20.000 orang, itu memang memerlukan energi dan konsentrasi besar. Tetapi, jika dibandingkan dengan impact yang ingin diraih, bisa lima kali lebih dahsyat, mengapa tidak? Itulah tantangan. Di situlah challenge untuk merebut double impacts, menghibur di internal, dalam negeri, serta mengesankan di eksternal, jelas Arief Yahya.
Aksi ini akan melampaui rekor angklung dengan pemain terbanyak yang pernah dipecahkan di New York, USA (5.000 orang) dan di Beijing, Cina (10.000 orang). Seluruh pemain angklung akan mengenakan kaus bertuliskan Wonderful Indonesia dan panggung pun akan didekorasi dengan logo branding pariwisata tersebut. Media yang diundang berasal dari berbagai negara agar gaung Indonesia semakin luas.
Pentas "Angklung for The World" ini diharapkan mampu mempopulerkan seni musik tradisional di luar negeri. Para pengunjung akan dibuat terpukau dengan sambutan tradisi lokal yang mencerminkan semangat negara Asia Afrika untuk maju dalam kebersamaan. Ada dua pihak yang perlu disentuh yaitu delegasi dari berbagai negara, serta masyarakat lokal dan nasional Indonesia.
Angklung adalah sebuah alat musik yang terbuat dari potongan bambu. Alat musik ini terdiri dari 2-4 tabung bambu yang dirangkai menjadi satu dengan talirotan. Tabung bambu dikuir detail dan dipotong sedemikian rupa oleh pengrajin angklung profesional untuk menghasilkan nada tertentu ketika bingkai bambu digoyang.
Angklung telah terdaftar di UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia sejak November 2010. Mengingat keberdaannya begitu penting di dunia internasional, angklung kerap ditampilkan dalam acara-acara peringatan besar dunia yang bersejarah.

sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/peringatan-kaa-ke-60-dimeriahkan-dengan-angklung-for-the-world.html

0 komentar:

Posting Komentar